Laman

Jumat, 02 Maret 2012

Tahap-tahap Pertambangan

1.      Penyelidikan Umum (Prospeksi)
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan endapan-endapan mineral berharga. Atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan untuk menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat atau memberikan harapan untuk diselidiki lebih lanjut. Jika pada tahap prospeksi ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan galian yang berprospek untuk diteruskan sampai ke tahapan eksplorasi, maka kegiatan ini harus dihentikan. Apabila tetap diteruskan akan menghabiskan dana secara sia-sia. Sering juga tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap sudah ditemukan adanya indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian yang  sudah langsung bisa dieksplorasi.
Metoda prospeksi antara lain tracing float dan pemetaan geologi dan bahan galian. metode tracing float ini digunakan terutama pada anak sungai, yang lebih mudah dilakukan pada musim kemarau. Metode ini dilakukan untuk mencari atau menemukan float bahan galian yang diinginkan, yang berasal dari lapukan zone mineralisasi yang melewati lereng bukit atau terpotong anak sungai dan terhanyutkan oleh aliran sungai. Dengan melakukan tracing float dari arah hilir ke hulu sungai, maka bisa diharapkan untuk menemukan adanya zone mineralisasi yang tersingkap pada arah hulu sungai. Pada metode ini litologi setempat sebagian besar sudah diketahui.
Kedua, metode pemetaan geologi dan bahan galian. Metode ini dilakukan apabila litologi setempat pada umumnya tidak diketahui, atau diperlukan data yang rinci lagi.
2.      Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya.
      A.   Metode eksplorasi
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan dengan cara membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dam pemboran inti.
2.    Untuk mengetahui kualitas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang berasal dari titik percontohan dan dianalisis di laboratorium.
3.    Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity.
4.    Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.
5.    Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang berada di lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat  fisik dan keteknikannya.
       B.   Tahapan Eksplorasi
Tahapan-tahapan eksplorasi secara umum ada dua, yaitu eksplorasi awal atau pendahuluan dan eksplorasi detil. Penjelasan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut,
                 Tahap Eksplorasi Pendahuluan
               Dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).

Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
        ·         Tahap Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

    3.    Studi Kelayakan

Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Bila tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.

4.      Perencanaan Tambang

Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditemukan adanya cadangan bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan tingkat cadangan terukur. Seperti kita ketahui bahwa cadangan itu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pertama, cadangan terukur merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan maksimal 20% dan pada cadangan teukur ini telah dilakukan pengeboran untuk pengambilan sampel.Kedua, cadangan terindikasi, merupakan cadangan dengan bahan galian dengan tingkat kesalahan 40% dan belum ada dilakukan pengeboran. Ketiga, cadangan tereka, merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan 80% dan belum dilakukan pengeboran. Apabila tahap telah sampai pada tahap perencanaan tambang. Berarti cadangan bahan galiannya telah sampai pada tingkat cadangan terukur.
Perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara teknis, ekonomi dan lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan kegiatannya dapat dapat dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.

5.      Persiapan/Konstruksi

Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas pengolahan bahan galian.

           6.             Penambangan   

Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Tambang terbuka dikelompokan atas quarry strip mine, open cut, tambang alluvial, dan tambang semprot. Tambang bawah tanah dikelompokkan atas room and pillar, longwall, caving, open stope, supported stope, dan shrinkage. System penambangan dengan menggunakan kapal keruk dapat dikelompokkan menjadi tambang bawah air, walaupun relative dangkal.

     a.    Metoda tambang terbuka
        Tambang terbuka secara umum didefinisikan sebagai kegiatan penambangan bahan galian yag berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat tahapan umum dalam kegiatan penambangan terbuka yaitu pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan menyimpannya di tempat tertentu, pembongkaran dan penggalian tanah penutup (overburden) dengan menggunakan bahan peledak ataupun tanpa bahan peledak dan memindahkannya ke disposal area, penggalian bahan galian atau eksploitasi, dan membawanya ke stockpile untuk diolah dan dipasarkan serta melakukan reklamasi lahan bekas penambangan (pembahasan selanjutnya).
      b.    Tambang Bawah Tanah
        Tambang bawah tanah secara umum didefinisikan sebagai tambang yang tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat beberapa tahapan dalam tambang bawah tanah yaitu, pembuatan jalan utama (main road),  pemasangan penyangga (supported), pembuatan lubang maju untuk produksi, ventilasi, drainase, dan fasilitas tambang bawah tanah lainnya. Setelah itu melakukan operasional penambangan bawah tanah dengan atau tanpa bahan peledak dan kemudian membawa bahan galian ke stock pile untuk diolah dan dipasarkan.

      c.Tambang bawah air
         Tambang bawah air ialah metode penambangan di bawah air yang dilakukan untuk endapan bahan galian alluvial, marine dangkal dan marine dalam. Pralatan utama penambangan bawah air ini ialah kapal keruk.
            Secara umum, penambangan adalah kegiatan penggalian terhadap bahan tambang yang kemudian untuk dilakukan pengolahan dan pemasaran. Pada tahap ini kegiatannya terdiri dari pembongkaran/penggalian, pemuatan ke dalam alat angkut, dan pengankutan ke fasilitas pengolahan maupun langsung dipasarkan apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

          6.         Pengolahan

Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah terlebih dahulu di tempat pengolahan. Hal ini disebabkan antar lain oleh tercampurnya pengotor bersama bahan galian, perlu spesifikasi tertentu untuk dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika dibandingka dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat mengurangi volume dan ongkos angkut, mningkatkan nilai tambah bahan galian, dan untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik peleburan.
Cara Pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi atas pengolahan secara fisika, secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan pengolahan secra fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan bahan galian secara fisika ialah pengolahan bahan galian dengan cara memberikan perlakuan fisika seperti peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran dengan suhu rendah. Contoh yang tergolong pengolahan ini seperti pencucian batu bara. Yang kedua pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, yaitu pengolahan dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya proses konsentrasi dan ekstraksi metal. Contohnya, pengolahan batu bara skala rendah menggunakan reagen kimia. Ketiga, pengolahan bahan galian secara fisika dan kimia dengan ekstraksi metal, yaitu pengolahan logam mulia dan logam dasar.
7.        Pemasaran

Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat konsumen. Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual beli kontrak jangka panjang,  dan spot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak jangka panjang yaitu pasar yang penjualan produknya dengan kontrak jangka panjang misalnya lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan sesaat atau satu atau dua kali pengiriman atau order saja.

8.        Reklamasi

Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Reklamasi  ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut. Reklamasi perlu dilakukan karena Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu, getaran, pola vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan-perubahan ini harus dikelola untuk menghindari dampak lingkungan yang merugikan seperti erosi, sedimentasi, drainase yang buruk, masuknya gulma/hama/penyakit tanaman, pencemaran air permukaan/air tanah oleh bahan beracun dan lain-lain. Dalam kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan yaitu Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu Ekologinya, dan Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatannya selanjutnya.

Kamis, 01 Maret 2012

Alat-alat Pemboran

Dalam sejarah pemboran telah banyak jenis-jenis alat bor yang di pakai, berikut adalah contoh alat-alat bor yang di pakai:
1. Bor Tangan  (hand drill)
•    Bor spiral <termasuk alat bor manual>
•    Bor bangka <termasuk alat bor manual>
2. Bor Mesin Putar  (drill rig)
•    Bor mesin ringan (portable driling rig) <termasuk alat bor mekanik>
•    Bor inti (core drill rig) <termasuk alat bor mekanik>
•    Bor putar biasa (rotary drill rig) <termasuk alat bor mekanik>
•    Bor-alir balik (counterflush drill rig) <termasuk alat bor mekanik>
3. Bor Mesin Tumbuk(cable tool)
•    Bor Tumbuk Tali Kawat(Cable tool rig) <termasuk alat bor mekanik>
•    Bor Tumbuk Biasa (wagon drill) <termasuk alat bor mekanik>
•    Bor Palu (hammer drill) <termasuk alat bor manual>
•   Bor Palu Dalam Lubang (down-hole hammer drill) <termasuk alat bor mekanik>
•   Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive sampler) <termasuk alat bor mekanik>

Berikut adalah  pengertian dan contoh alat-alat bor:
1.  Bor Tangan
Penggunaan alat ini biasanya pada kegiatan eksplorasi dangkal seperti placer deposit, dan residual deposit. Ada dua jenis alat bor ini, yaitu bor tangan spiral(auger drill) dan bor bangka
•    Bor Tangan Spiral(Auger Drill)
Bor ini seperti penutup tutup botol dan dapat di putar dengan tang yang hanya dapat mencapai kedalaman beberapa meter saja.

•    Bor Bangka
Alat bor ini di kembangakan di indonesia, dimana suatu alat selubung atau casing, yang di beri platfrom dan di atasnya ada beberapa orang yang bekerja tetapi pada prinsipnya sama dengan bor spiral atau tumbuk.

2. Bor Mesin Putar (Driling Rig)
Alat bor ini dinilai dari kemampuan mencapai kedalaman, kemampuan pengambilan contoh, kemampuan menentukan arah, dan kemampuan bergerak di suatu medan. Oleh karna hal itu maka mesin bor ini dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

•    Bor Mesin Ringan (portable driling rig)
Yang khas pada mesin ini adalah bagian-bagian pada mesin ini dapat di preteli dan di bawa secara manual, biasanya hanya biasa mencapai kedalaman 50 meter saja.

•    Bor inti (core drill rig)
Alat ini adalah alat standar yang paling populer untuk kegiatan eksplorasi yang dimana alat bor ini menggunakan matabor dari intan.

•    Bor Putar Biasa (rotary drill rig)
Mesin ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber penggerak/mesin di transmisikan pada batang  bor pada meja putar (rotary table) sehingga hanya dapat membor vertikal ke bawah.
•    Bor-alir Balik (counterflush drill rig)
Air pembilas masuk dari casing , keluar melalui pipa bor, membawa contoh yang tidak bercampur dengan rontokan dari dinding lubang bor namun untuk mendapatkan  ke dalam contoh  ini harus memperhitungkan kecepatan tidak seteliti bor inti.
3. Bor Mesin Tumbuk (cable tool)
Jenis mesin ini sudah jarang dilakukan dalam eksplorasi batuan di peceh dengan pahat yang ditumbuk dan contoh di ambil menggunakan bailer atau drive sampler. Ada beberapa jenis mesin bor tipe perkusi ini yaitu:

•    Bor Tumbuk Tali Kawat(Cable tool rig)
Ini adalah alat bor tertua yang biasanya di pake untuk pengeboran minyak berbentuk menara segitiga yang dilengkapi dengan sistem katrol.

•    Bor Tumbuk Biasa (wagon drill)
Bor tumbuk ini digunakan untuk batuan keras dalam oprasi pertambangan. Biasanya dipasang di suatu truk atau traktor agar mudah di oprasikan ke segala arah.

 •    Bor Palu (hammer drill)
Pada dasarnya bor palu dan bor tumbuk biasa adalah sama hanya saja ukuranya yang kecil dan dapat digunakan menggunakan tangan langsung dah hanya dapat mencapai kedalaman 30 m saja.

•    Bor Palu Dalam Lubang (down-hole hammer drill)
Pada alat bor ini palu dipadatkan langsung dipasang di atas drive sampler, berbentuk suatu silinder yang bergerak turun-naik secara lancar dan digerakan oleh udara tertekan dari kompresor melalui pipa bor. Dapat mencapai kedalaman rata-rata 80-100 meter, tetapi dapat juga di rancang menggunakan casing sehingga dapat mencapai kedalaman rata-rata300-1000 metar.

•    Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive sampler)
Perkembangan dari bor tumbuk adalah pemasangan apa yang disebut dengan drive sampler sebagai pengganti mata bor. Alat bor ini hanya cocok digunakan untuk lapisan tanah sedimen lepas.

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

Pasti sobat sekalian bertanya-tanya...... apa sih GIS itu??? Ayo coba kita bahas sedikit!!!

Definisi
GIS adalah suatu  sistem  perangkat  Digital Geographic  Data  Base (DGDB)  berikut  prosedurnya,  yang  dirancang  untuk  membantu pengumpulan  data,  pengolahan  data,  pengelolaan  data,  analisis  modeling  data,  serta menyajikan  data  textual  (deskripsi)  dan  data  spatial (keruangan) ber-Geo-referensi.  Untuk membantu  analisis  data spasial, GIS  harus  memiliki  DGDB yang  berisi  peta  digital  dengan kemampuan penanganan data spatial & textual, menggunakan teknik struktur data topology yang  dibangun  serta  dimutakhirkan  secara  otomatis.  Struktur  data  topology  dalam  GIS, dimaksudkan untuk menyusun/menangani data spatial agar terjadi bentuk suatu unsur/objek Geografik, hubungan  (relationship) dan perkiraan letak (proximity) antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta analisis route suatu jaringan unsur. Dengan demikian, guna melaksanakan proses analisis data keruangan, keberadaan struktur data topology merupakan syarat mutlak yang  harus  dimiliki  oleh perangkat  DGDB-GIS.  GIS  memanfaatkan DGDB,  dalam  meyiapkan jawaban  dari berbagai bentuk penelusuran  (retrieval) data spatial & textual, serta bentuk pertanyaan (query)  yang  berhubungan  dengan  informasi  Geografik.  Dengan  demikian  GIS merupakan   sistem   pendukung   untuk   membantu   mempercepat   pelaksanaan   kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, yang melibatkan pengintegrasian data spasial ber-Geo-referensi serta deskripsinya dalam ruang lingkup penyelesaian suatu masalah. Memahami kemampuan  yang  dimiliki  oleh  DGDB-GIS,  memungkinkan  untuk  mempercepat  pelaksanaan berbagai  kegiatan  penanganan  perkotaan,  yang  berhubungan  dengan  proses  perencanaan, pengelolaan, dan pengambilan keputusan
Manfaat program ini bagi pemerintah daerah adalah :
1.  Memberikan media untuk menjalankan pemerintahan yang lebih efisien dan efektif.  
2.  Menyediakan  SIM dan  SIG  Iklan  dan Reklame  bagi  pemda  sehingga  dapat memudahkan dalam pengelolaan pendapatan daerah  
3.  Menyajikan  Informasi  yang  lebih  baik  dan  akurat  kepada  dunia  usaha  agar  dapat berkoordinasi lebih baik dengan pemerintah daerah  
4.  Peningkatan kualitas pelayanan administrasi masyarakat secara cepat, tepat, transparan, efektif dan efisien  
5.  Peningkatan gairah dan kelancaran dunia usaha  
6.  Menyediakan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana implementasi seluruh sistem informasi yang dibutuhkan bagi pemerintah daerah  
7.  Menyiapkan sdm yang ada di daerah agar lebih mampu dan siap dalam mengoperasionalkan teknologi informasi dan komunikasi
Sebuah sistem Informasi adalah sebuah sistem, metode dan langkah-langkah untuk mengelola data dan informasi untuk kebutuhan operasionalisasi manajerial dan transaksional.
Secara umum komponen Sistem Informasi dapat didefinisikan seperti pada gambar berikut ini:

Sistem Informasi manajemen yang akan dikembangkan ini dilakukan berbasis web (intranet dan internet).  Sistem  Informasi  manajemen  ini  adalah  sebuah  sistem  dasar  yang  mengelola Informasi yang berlandaskan pada datawarehouse daerah.
Secara umum sistem Informasi manajemen ini lebih banyak berinteraksi dengan jenis data yang berupa alfanumerik.
Sistem Informasi Geografis adalah  sebuah  perangkat lunak yang  berbantuan  komputer yang membantu manusia untuk memahami informasi tentang geografi suatu daerah. Jadi, apabila seseorang menginginkan  informasi  tentang  status  produksi suatu  potensi  wilayah tertentu, maka yang harus dilakukannya hanyalah menekan beberapa tombol yang ada di komputer, dan kemudian komputer akan menampilkan data yang diinginkan.
Sistem  informasi  Geografis  dapat  menyimpan,  memanipulasi  data  spasial  sehingga  dapat menghasilkan data yang diinginkan. Sistem ini dapat dipakai oleh berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu sistem informasi  geografi banyak digunakan di instasi-instasi sebagai alat untuk mengambil keputusan.
Kurang lebih secara ilustratif Sistem Informasi Geografis dapat digambarkan sebagai berikut :
Dalam gambar di atas ditunjukkan bahwa Sistem Informasi Geografis menggabungkan tiga jenis sumber data, yaitu :
a. Database, yang  merupakan kumpulan data atribut  yang menyertai data  spasial, seperti misalnya  data  demografi,  data  sosek,  dan  data-data  lain  yang  akan  digunakan  dalam analisis, baik analisis tematik maupun analisis spasial.
b. Peta Vektor, yaitu peta yang tersusun dari objek-objek grafis yang berasosiasi pada basis data.
c. Raster, yaitu data gambar yang digunakan untuk melatarbelakangi peta vektor SIG.
Data-data tersebut kemudian diolah dan direpresentasikan dalam representasi internal Sistem Informasi Geografis yang berupa titik, garis, poligon dan data gambar.
Data Sistem Informasi Geografis terdiri atas data spasial dan data atribut. Data spasial (yang berupa peta) dan data atribut yaitu data yang menerangkan kondisi dari suatu daerah (misalnya jumlah  penduduk,  nama  sungai,  jenis  tanaman  dan  lain-lain).  Data  atribut  ini  dapat dihubungkan  dengan  data spasialnya dengan ID penghubung tertentu. Ada dua  format data spasial yaitu data vector dan data raster yang ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Data Vector
Data vector adalah jenis data spasial yang penyimpanannya bukan titik per titik, melainkan berdasarkan objek (feature). Objek (feature) dalam data vector adalah:
a.  Region  (polygon) untuk menggambarkan data berbentuk luasan seperti misalnya wilayah pemerintahan.
b. Garis (polyline) untuk menggambarkan data yang representatif garis seperti misalnya garis pantai, jalan dan sebagainya.
c. Titik  (symbol) untuk menggambarkan data yang representatif titik seperti misalnya titik sumur, kota dan sebagainya.
Data Raster
Berbeda dengan data jenis vector, model penyimpanan data jenis raster berupa penyimpanan data titik per titik. Oleh karena itu, pada umumnya data jenis ini relatif lebih besar ukurannya. Dalam Sistem Informasi Geografis raster digunakan untuk latar belakang yang dapat dipakai untuk memeriksa kecocokan data vector.
Secara umum pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis dapat dilihat dari gambar berikut ini: