Yang
dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial
minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pengolahan
bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah
suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik
bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus
untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal
preparation).
Pada
saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang
mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur
atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari
proses PBG tersebut antara lain adalah :
a. Mengurangi
ongkos angkut.
b. Mengurangi
ongkos peleburan.
c. Mengurangi
kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
d. Proses
pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan menguntungkan
daripada proses pemisahan secara kimia.
Sedangkan
metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh
logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara
memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy).
Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :
a. Metalurgi
ekstraktif (extractive metallurgy).
b. Metalurgi fisik
dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).
Menurut
Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds)
dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat komersial.
Metalurgi
ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
a. Piro
metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya menggunakan energi
panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).
b. Hidro
metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau reagen organik
untuk “menangkap” logamnya.
c. Elektro
metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar
lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan
utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :
·
Pada PBG : - bijih / mineral menjadi tetap mineral
- kadar logam rendah menjadi
kadar logam tinggi
- sifat-sifat fisik dan
kimia menjadi tak
berubah
·
Pada ekstraktif metalurgi : -
bijih / mineral menjadi jadi logam (metal)
-
sifat-sifat fisik dan kimia menjadi
berubah
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)
Tahap-tahap
utama dalam proses PBG terdiri dari:
1. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)
Kominusi
atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan
untuk :
a. Membebaskan
/ meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
b. Menghasilkan
ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.
c. Memperluas
permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya
reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Peremukan /
pemecahan (crushing)
b. Penggerusan
/ penghalusan (grinding)
Disamping
itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
- Tahap pertama / primer (primary stage)
- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter
(quaternary stage)
a. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan
adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm)
menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan
yang dipakai antara lain adalah :
a. Jaw crusher
b. Gyratory crusher
c. Cone crusher
d. Roll crusher
e. Impact crusher
f. Rotary breaker
g. Hammer mill
b. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan
adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :
a. Bola-bola
baja atau keramik (steel or ceramic balls).
b. Batang-batang
baja (steel rods).
c. Campuran
bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG).
d. Tanpa media
penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
a. Ball mill dengan media penggerus berupa
bola-bola baja atau keramik.
b. Rod mill dengan media penggerus berupa
batang-batang baja.
c. Semi autogenous mill (SAG) bila media
penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
d. Autogenous mill bila media penggerusnya
adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)
Setelah
bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang
berikutnya.
a. Pengayakan / Penyaringan (Screening /
Sieving)
Pengayakan
atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk
dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih
besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium
adalah :
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri
antara lain :
a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double
deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter
b. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi
adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam
suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang
disebut classifier.
Produk
dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes)
mengalir di
bagian atas
disebut overflow.
- Produk yang
berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses
pemisahan dalam classifier dapat
terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Hal
ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran
jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel
akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak
partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil,
sedang yang terhalus (antara lain slimes)
akan tidak sempat mengendap.
Peralatan
yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
a. Scrubber
b. Log washer
c. Sloping tank classifier (rake, spiral
& drag)
d. Hydraulic bowl classifier
e. Hydraulic clindrical tank classifier
f. Hydraulic cone classifier
g. Counter current classifier
h. Pocket classifier
i. Hydrocyclone
j. Air separator
k. Solid bowl centrifuge
l. Elutriator
3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI
(CONCENTRATION)
Agar
bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
- Perbedaan
berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
- Perbedaan
sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
- Perbedaan
sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan
sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses
peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
a. Pemilahan (Sorting)
Bila
ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual),
artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
b. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu
pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida,
jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada
3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
- Fluida
tenang, contoh dense medium separation
(DMS) atau heavy medium separation
(HMS).
- Aliran
fluida horisontal, contoh sluice box,
shaking table dan spiral concentration.
- Aliran
fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila
jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut :
a. Hindered settling classification ;
klasifikasi pengendapannya terhalang.
b. Differential acceleration pada awal
pengendapan ; artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.
c. Consolidation trickling pada akhir
pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di antara
partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Produk
dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
- Konsentrat
(concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar tinggi.
- Amang
(middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
- Ampas
(tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
Peralatan
konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
a. Jengkek
(jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
b. Meja goyang
(shaking table).
c. Konsentrator
spiral (Humprey spiral concentrator).
d. Palong /
sakan (sluice box).
c. Konsentrasi dengan Media
Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan
proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga
yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan
dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air
(berat jenisnya > 1).
Produk
dari proses konsentrasi ini adalah :
- Endapan
(sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
- Apungan
(float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media
pemisah yang pernah dipakai antara lain :
- Air +
magnetit halus dengan kerapatan 1,25 - 2,20 ton/m3.
- Air +
ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 - 3,40 ton/m3.
- Air +
magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 - 2,90.
- Larutan
berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan
methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh
sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan
yang biasa dipakai adalah gravity
dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam,
yaitu :
a. Drum separator karena bentuknya
silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti
corongan.
d. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic
Concentration)
Merupakan
proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah
menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala
proses konsentrasi ini adalah :
- Hanya sesuai
untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
- Karena
prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.
Mineral-mineral
yang bersifat konduktor antara lain adalah :
- Magnetit (Fe3
O4)
- Kasiterit
(Sn O2)
- Ilmenit (Fe
Ti O3)
- Molibdenit
(Mo S2)
- Wolframit
[(Fe, M) WO4]
- Galena (Pb
S)
- Pirit (Fe S2)
Produk
dari proses konsentrasi ini adalah :
- Mineral-mineral
konduktor sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral
non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan
yang biasa dipakai adalah :
a. Electrodynamic separator (high tension
separator).
b. Electrostatic separator yang terdiri
dari :
- plate electrostatic separator
- screen electrostatic separator
e. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah
proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic
susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3
(tiga) macam, yaitu :
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian
(mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit
(Fe3 O4).
- Paramagnetic, yaitu bahan galian yang
dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3),
ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
- Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak
tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar
[(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi
produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
- Mineral-mineral
magnetik sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral
non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan
yang dipakai disebut magnetic separator
yang terdiri dari :
a. Induced roll dry magnetic separator.
b. Wet drum low intensity magnetic separator
yang arah aliran dapat :
- concurrent
- countercurrent
- counter
rotation
Sedang
letak magnetnya bisa :
- Suspended magnets
- Suspended magnets with continuous removal
- Cobbing drum
f. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation
Concentration)
Merupakan
proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut
terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida
akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral
itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida,
antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn
S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia
yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
a. Pembuih
(frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara.
Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
b. Kolektor
/ pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang
semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam
oleik, dll.
c. Penekan
/ pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor
tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4
untuk menekan Zn S.
d. Pengatur
keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman
proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH,
dll.
Produk
flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
- Konsentrat
(concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-mineral
apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
- Amang
(middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak
mineral-mineral pengotor.
- Ampas (tailing)
yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan
yang biasa dipakai adalah :
a. Mechanical flotation yang terdiri dari
berbagai variasi antara lain :
- Agitair
cell
- Denver
cell
- Krupp
cell
- Outokumpu
cell
- Wemco-Fagregren
cell
b. Pneumatic flotation yang terdiri dari
variasi :
- Column
cell
- Cyclo
cell
- Davcra
cell
- Flotaire
cell
4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN
(DEWATERING)
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan
flotasi.
Cara-cara
pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
a. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat
yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat
mengendap ke bawah disebut underflow,
sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).
Peralatan
yang biasa dipakai adalah :
a. Rake thickener.
b. Deep cone thickener.
c. Free flow thickener.
b. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan
cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari
pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga
jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan
padatan dari airnya.
Peralatan
yang dipakai adalah :
a. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
- intermitten,
misalnya Moore leaf filter.
- Continuous
ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris
/ tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram
(disk type) berputar, contohnya : American filter.
* bentuk lembaran
berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja
(desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
b. Pressure filter, misalnya :
- Merrill
plate and frame filter
- Kelly
pressure filter
- Burt
revolving filter
c. Pengeringan (Drying)
Yaitu
proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan
atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
a. Hearth type drying/air dried/air baked,
yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus
sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
- tower
drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o - 100o).
- rotary drier, material yang basah
dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan
dialiri udara panas yang berlawanan arah.
c. Film type drier (atmospheric drum drier)
; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
d. Spray drier, material halus yang basah
dan disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di
bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.
5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus
ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan
kering maupun yang berbentuk ampas (tailing).
a. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid
Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka
harus ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah
dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah
berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum
sempat diproses lebih lanjut.
b. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang
kadarnya tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau
penapis (filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan
alat khusus yang sesuai.
c. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing
Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
a. Jumlahnya
(volumenya) sangat banyak, antara 70% - 90% dari material yang ditambang.
b. Kadang-kadang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit
mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode penambangan
timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera dilakukan, sehingga
kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas
ini seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta pemikiran
khusus sepanjang umur tambang.
DAMPAK NEGATIF DARI KEGIATAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Tidak
semua tahap-tahap utama kegiatan PBG menimbulkan dampak penting negatif,
walaupun demikian harus tetap diwaspadai.
1. PENGECILAN UKURAN / KOMINASI (COMMINUTION)
Pada
tahap ini belum ada bagian bahan galian yang sengaja dibuang. Kalau prosesnya
kering, yang timbul adalah debu yang lolos di sekitar titik-titik perpindahan
(transfer points) material. Oleh sebab itu di daerah tersebut agar ditutup dan
dipasangi pengisap debu (dust collector). Tetapi jika prosesnya basah, biasanya
tak ada masalah, kecuali ceceran-ceceran lumpur (slurry) di titik-titik
perpindahan. Berarti dampak negatifnya tidak ada.
2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)
Pada
tahap inipun belum ada bagian dari proses yang disengaja dibuang, sehingga
dampak negatifnya juga tidak ada.
3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI
(CONCENTRATION)
Produk
dari proses konsentrasi adalah :
a. Konsentrat
yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya jangan ada yang tertumpah, karena
mengandung mineral berharga dengan kadar tinggi.
b. Amang
(middling) harus diproses lebih lanjut untuk “menangkap” sisa-sisa mineral
berharga yang masih dikandungnya.
c. Ampas
(tailing) yang harus dibuang dan banyak menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan lebih-lebih bila mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun.
Tetapi kadang-kadang ampas bisa berguna bila dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengisi (filling material) lubang-lubang bekas penambangan.
4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN
(DEWATERING)
Yang
harus diwaspadai adalah pencemaran karena pembuangan air, karena belum tentu
air buangan itu sudah bersih dan jernih, sehingga perlu dipersiapkan kolam
pengendap (settling pond) untuk mengurangi jumlah padatan yang terkandung dalam
air buangan sebelum dialirkan ke badan air bebas. Jika dalam proses pengeringan
(drying) ada gas-gas berbahaya atau beracun yang menguap (CO, NO2,
CN, dll), maka ventilasi pabrik pengolahan harus baik sekali disamping para
pekerja juga harus memakai penutup hidung (masker).
5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)
Yang
terpenting, tetapi juga yang tersulit, adalah penanganan ampas (tailing) agar
jangan sampai terlalu mencemari dan merusak lingkungan hidup. Penanganan yang
terbaik adalah bila ampas dapat dikembalikan ke bekas lubang penambangan,
walaupun terkadang dapat mencemari air tanah bila ampas tersebut mengandung
bahan berbahaya dan beracun yang dapat menembus ke lapisan batuan di sekeliling
lubang bekas tambang itu. Jika ampas harus dibuang ke daerah penampungan yang
tidak berbentuk tandon (cekungan atau kolam atau bendungan), maka ampas
tersebut akan menyebar ke daerah yang luas, sehingga merusak daerah yang luas
tersebut ; flora dan fauna akan musnah untuk jangka waktu yang lama, karena
upaya reklamasinya kecuali sulit juga memakan waktu lama. Bila langsung dibuang
ke sungai juga akan merusak ekosistem sungai dan daerah aliran sungai (DAS)
tersebut, karena volume ampas yang dibuang sangat besar.